Saturday

Dilema Selaput Dara, Antara Penting dan Nggak Penting
suatu Keinginan untuk kembali menjadi perawan dengan cara operasi hymenoplasti makin marak terjadi di Indonesia. Untuk mendapatkannya, perempuan rela merogoh kocek jutaan rupiah agar alat intimnya bak perawan lagi.
Seksolog Dr Wimpie Pangkahila mengatakan, sekarang ini memang banyak wanita ingin dioperasi atau memermak kembali selaput daranya. Alasannya macam-macam, ada yang ingin memuaskan suami, ada pula yang sengaja melakukanya supaya dianggap masih perawan ketika menikah.
Padahal, kata Wimpie, operasi tersebut tidak ada manfaatnya. Karena sangat jarang orang mengetahui seorang wanita itu perawan atau bukan. Kecuali dokter yang benar-benar ahli. Itu
pun sangat sedikit.
"Seorang pria sangat sulit membedakan apakah pasangannya itu perawan atau bukan. Dan perawan tidaknya seseorang bukan ditentukan dari darah yang keluar saat hubungan intim," jelas Wimpie.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap perawan atau tidaknya seorang wanita, lanjut Wimpie, membuat operasi selaput dara atau hymenoplasti sangat marak. Para wanita berupaya operasi alat vitalnya supaya bisa mengelabui pria yang akan menikahinya.
Pendapat senada diutarakan seksolog Dr Boyke Dian Nugraha. Menurutnya, banyaknya wanita yang ingin operasi selaput dara lantaran pria di Indonesia banyak yang menginginkan calon istrinya itu masih perawan.
Dari hasil survei yang dilakukan Dr Boyke, 2 tahun lalu, setidaknya 70-80 persen pria di Indonesia menginginkan calon istrinya masih gadis alias perawan. Nah, persepsi inilah yang membuat para wanita di Indonesia yang sebelumnya pernah melakukan hubungan seks khawatir jika menikah.
Tidak heran, banyak wanita kemudian memilih operasi selaput dara. Dengan operasi hymenoplasti, kata Boyke, otot-otot keperawanan menjadi kembali seperti semula. Kencang dan
bisa mengeluarkan darah layaknya hubungan seks pertama.
"Alasan agar malam pertama tetap mengeluarkan darah itulah yang ditemukan pada sebagianbesar pasien hymenoplasti," beber Boyke Dian Nugraha yang juga membuka praktik hymenoplasti.
Karena alasan tersebut, maka hymenoplasti banyak dilakukan oleh perempuan muda yang hendak menikah. Entah karena alasan apa selaput daranya rusak kemungkinan karena sudah terbiasa melakukan seks bebas, akibat trauma kecelakaan, atau korban perkosaan. Prinsipnya mereka ingin membahagiakan suami pada malam pertama dengan menunjukkan darah keperawanan.
Namun diakui Boyke, sekalipun dirinya membuka praktik hymenoplasti, pasien yang diterimanya kebanyakan remaja yang jadi korban perkosaan atau remaja yang ingin bertobat yang kemudian ingin menikah.
" Pasien yang datang ke tempat saya harus ditemani orangtua. Dan harus menyertai visum darirumah sakit. Karena saya melakukan operasi hanya ingin membantu korban perkosaan dan remaja yang ingin merubah dirinya dari pergaulan bebas," jelasnya.
Boyke tidak menjelaskan secara detail berapa biaya yang harus dikeluarkan pasien untuk operasi selaput dara ini. Tapi menurut dia, besar kecilnya tarif tergantung kerusakan pada selaput dara. Untuk kerusakan ringan tarifnya sekitar Rp 3 juta. Untuk yang agak parah bertarif Rp 7 juta. angka yang sangat besar buat orang2 yang menengah.
Dijelaskan Boyke, operasi hymenoplasti tetap akan diminati selagi persepsi pria di Indonesia tidak berubah, yakni menginginkan calon istrinya masih perawan. Namun dia mengaku, para dokter yang menangani operasi selaput dara di Indonesia sepakat tidak mau melayani pasien yang tidak didampingi orangtua.
Karena itu, kata Boyke, banyak wanita yang terjun dalam hubungan seks bebas memilih melakukan operasi di Singapura, sekalipun tarifnya jauh lebih mahal, yakni berkisar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta.
Selain melakukan operasi, cara untuk bisa menjadi perawan lagi ternyata juga bisa dilakukan dengan cara menggunakan selaput dara palsu. Alat ini belakangan marak digunakan di Eropa, Asia, hingga ke Timur Tengah.
Salah satu merek selaput dara palsu itu adalah Cigimo. Selaput dara palsu buatan China tersebut diyakini bisa membuat vagina wanita layaknya perawan dan bisa mengeluarkan cairan seperti darah perawan. Alat itu sudah masuk ke Indonesia dengan cara diselundupkan.
Ketika ditanya tentang keberadaan alat tersebut, Dr Boyke mengaku terkejut. "Kok bisanya alat tersebut merekat di kemaluan wanita. Apa tidak bahaya buat kesehatan?" tanya Boyke.
Tapi yang jelas, ujar Boyke, jika alat itu masuk ke Indonesia akan laris terjual. Apalagi bila pria di Indonesia masih berpandangan, ingin istrinya seorang perawan saat dinikahi.
"Wah bakal laris itu barang kalau di jual di Indonesia," tandasnya.
bisa di bilang teknologi dunia kesehatan sudah maju. atau sudah gila.

sumber : http://health.detik.com